Minggu, 08 Januari 2012

Teruntuk PANGERAN BINAL

Meraba kembali bayangmu yang tlah terkubur dalam ingatan, semakin dihindari rasa itu kian kuat menyergap.. terlalu dalam rasa yang kau gores hingga sulit tuk berpaling, azimat dan mantra apa yang tlah kau cekokkan dalam benak ini, sehingga selaksa menjadi majnun dengan ketidakwarasan yang sempurna...
Malam yang tak pernah bisa mendamaikan, malam yang selalu membiarkan diri dicekam kesendirian tak berkutik akan rasamu.. KUDA.. KUDA BINAL... ke-liar-an mu yang memesona, daya tarikmu telah menambat tanpa ditambatkan, oukh.. kamu memang JALANG.......
Tersusuri kembali lorong-lorong kenangan dari memori pahit yang menoreh, andai saja ada hakim khusus menghakimi tentang rasa barangkali sudah ku adukan kau padanya, kubacakan pasal-pasal yang tlah kau langgar dengan nyaring dan lantang agar kau tau betapa salahnya dirimu "mencekikku" dengan rasa ini. VILLA ILUSI.. dasar kau PETUALANG JALANG..  kau umbar pesonamu disemua perawan yang lalu lalang.. ukh.. inginnya ku penggal urat selangkanganmu hingga menembus dikonak biar kau rasa betapa sakit dihujam belati.. Ketika air mata tak mampu mewakili maka saputangan menjadi tak berarti.. Oukh... tak cukup kesaktian cinta untuk meluluhkanmu agar meyakini betapa majnunnya aku tanpamu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar